Cap Go Meh
Beberapa atau seluruh referensi dari artikel ini mungkin tidak dapat dipercaya kebenarannya. |
Cap Go Meh 十五暝 | |
---|---|
![]() Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa Hindia Belanda (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard) | |
Nama resmi | Yuánxiāo jié (元宵節) / Shàngyuán jié |
Dirayakan oleh | orang Tionghoa |
Jenis | Kultural, Keagamaan |
Makna | Menandai akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek |
Kegiatan | Menerbangkan lampion kertas; memakan ronde, lontong cap go meh |
Tanggal | tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek |
Tahun 2025 | 12 Februari |
Tahun 2026 | 3 Maret |
Terkait dengan | Chotrul Duchen (di Tibet) Daeboreum (di Korea) Koshōgatsu (di Jepang) Magha Puja (di Thailand, Sri Lanka, Myanmar, Kamboja dan Laos) Tết Nguyên Tiêu (di Vietnam) |
Cap Go Meh | |||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Hanzi tradisional: | 元宵節 | ||||||||||||||||||||||||||||
Hanzi sederhana: | 元宵节 | ||||||||||||||||||||||||||||
Makna harfiah: | "Festival Malam Puncak" | ||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||
Nama Hokkian | |||||||||||||||||||||||||||||
Hanzi tradisional: | 十五暝 / 上元 | ||||||||||||||||||||||||||||
Makna literal: | "Malam ke-15" / "Purnama Pertama" | ||||||||||||||||||||||||||||
|
Cap Go Meh (Hanzi: 十五暝; Pe̍h-ōe-jī: Cha̍p-gō͘-mê), juga disebut sebagai Festival Lampion (Hanzi tradisional: 元宵節; Hanzi sederhana: 元宵节; Pinyin: Yuánxiāo jié), adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa saat bulan purnama.[1] Perayaannya diawali dengan berdoa di kelenteng, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.[2][butuh sumber yang lebih baik]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok. Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan. Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.[3][4]
Kegiatan
[sunting | sunting sumber]Cap Go Meh dilakukan dengan mengadakan parade dan arak-arakan di sepanjang jalan. Pada malam harinya, perayaaan dilanjutkan dengan mengadakan festival lampion.[5] Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa.[6] Barongsai diyakini sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.[7]
Festival lampion
[sunting | sunting sumber]Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan Barat
-
Perayaan Cap Go Meh di Tainan pada malam hari
-
Perayaan Cap Go Meh di Pekanbaru, Riau
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S. (Desember 2017). "Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek". Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya. 2 (2): 113. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
- ^ Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh (2012). ""Imlek" sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut". Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora. 3 (1): 295. ISSN 2089-3590. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
- ^ Raditya, Iswara N (20 Februari 2019). "Sejarah Perayaan Cap Go Meh: Dari Cina ke Indonesia". Tirto.id. Diakses tanggal 08 Februari 2021.
- ^ Basith dan Hengky 2017, hlm. 15.
- ^ Fitriyani, Rina (2012). "Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh". Komunitas. 4 (1): 79. doi:10.15294/komunitas.v4i1.2398.
- ^ Andini, Batari Oja (November 2015). "Barongsai Cap Go Meh di Makassar: Sebuah Pemikiran tentang Tari, Ritual, dan Identitas". Jurnal Kajian Seni. 2 (1): 23.
- ^ Irwan (Juni 2019). "Pertunjukan Barongsai pada Cap Go Meh oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Makassar". Walasuji. 10 (1): 3–4. doi:10.36869/wjsb.v10i1.34. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-05-07. Diakses tanggal 2020-09-09.